Aku masih berpikir dunia akan selamanya sama
Setelah aku hafal aroma tubuhmu
Seakan sesuatu meminimalisir ruang ku untuk bernafas
Aku tidak tahu…
Seolah kau pernah berbagi pikiran denganku
Kau takkan pernah meninggalkannya
Apa yang kulakukan berteriak dari bibir jurang
Memanggilmu yang bertahan didasar laut
Katanya, disana…
Kau punya istana
Kau tau??
Karena mu…
Aku melarikan diri ke keremangan ini, dalam senyap
Bersitegang dengan naluri untuk sebentar saja tanpa bayangmu
Bahkan aku mencari cara memberi jarak dengan diriku sendiri
Kau tak sedikitpun mengerti
Isyarat akan harapan, impian, dan perasaan
Dariku yang ternyata tak akan hidup lebih lama
Tik… Tok… Tik… Tok…
Detak jam bersamaan dengan denyut emosi di dalam pembuluh
Larut dalam darah dan membawa pesan luka ke otakku
Tanpa kusadari aku telah lama terdiam disini
Entah apa yang mencengkeramku lemas
Namun memberi tekanan dalam batinku
Nadiku berhenti…
Aliran ini,
Perlahan…
Pecah