Pecinta Terhebat!

Posted on Sabtu, 13 April 2013 | 2 komentar

Apalah yang dicari pas pulang kampung kalo bukan pelampiasan? Bertahan hidup sebagai anak kos berbulan-bulan bahkan sampai setahun lebih make you missing your hometown so bad. Ya, saya bahkan sudah lebih dari setahun tidak pulang. Kenapa rindu? Kenapa kangen? Ya karna salah satunya cuma di rumah kamu bisa makan sepuasnya, apapun itu makanannya, berapapun itu harganya kamu tidak usah pikirin lagi, karna semuanya dibebankan dari kantong orang tua, wkwkwk. Setiap hari adalah makan enak! So, it’s time to pelampiasan!

BTW bagi kamu yang baca ini yang mungkin kelak jadi pacar saya (ehm), wajib tahu nih bahwa saya ini hobinya makan! Dan BTW-nya lagi jika memang nanti kita pacaran, trus pengetahuan kita tentang pacar diuji, maka ketika ada pertanyaan tentang “Apa makanan favorit pacar kamu?” maka kamu wajib tulis “Kentang goreng dan kulit ayam,”, Got It!? <- sumpah ini kok kedengarannya pede banget gitu ya?

Sedari dulu, semenjak saya masih stay di rumah (kampung), saya hampir tiap hari makan kentang goreng, bukan rebus lho yaa (contoh : gulai dikasih kentang, sup kentang, dan lain sebagainya), suka sih, tapi ga se-freak yang digoreng. Kalo pulang sekolah trus di meja makan ga ada kentang goreng, maka saya yang bakal bikin sendiri, di rumah stok kentang ga pernah abis, saya bersyukur saya tinggal di daerah dingin dimana kentang bisa dikembangbiakkan, dan beruntungnya lagi di kebun belakang rumah sering ditanami kentang, tiap panen selalu disisain buat stok di rumah paling tidak sampai satu karung, lalu bagaimana kalo stok kentang di rumah abis? Trus di kebun belakang juga ga lagi ditanamin kentang? Santai, kita masih punya plan B. Apakah itu? Di sebelah rumah saya tau ada apa? Gudang Kentang cuuuuuk!! Yang punya itu paman saya. Bayangkan! Gudang kentang! Saya bisa mandi kentang disana! Orrrgh.... Jadi kalo di rumah bener-bener sudah kehabisan stok, saya bisa kantongin satu kresek gede di sana, toh yang punya juga paman saya.

Saya rasa saya dilahirkan sebagai pecinta kentang goreng. Oleh karena itu, saya pun bisa masak kentang goreng mungkin karena bakat alam. Bahkan saya cuma bisa masak kentang goreng, bukan yang lain! Sedang saya kalo masak telor ceplok saja lebih persis telor dadar. Ibaratnya seperti Harry Potter yang punya bakat alam sebagai penyihir, tanda-tanda sebagai penyihir hebat sudah keliatan sejak kecil, tanpa diajari dia bisa naik sapu terbang dan jadi seeker Quidditch termuda di Hogward. Harry Potter dilahirkan sebagai penyihir hebat! Begitupun saya, saya dilahirkan sebagai “Pecinta Kentang Goreng” Hebat! Bukan! Tapi Terhebat! (apasi Dek, -.-")

Bagi saya kentang goreng terenak itu bukan kentang gorengnya McD, KFC… apalagi CFC ._.  . Saya tidak mengerti kenapa kentang goreng di fast food kesannya cuma kentang digoreng lalu dilumuri garam, ga cocok sama lidah saya! Terlalu asin! Dan terlalu mahal! >.< . Bagi saya kentang goreng paling enak itu adalah kentang goreng bikinan saya sendiri, dan kedua, bikinan rumah (Ibu). Saya bisa masak kentang goreng dengan banyak variasi dan versi. Nah, berikut saya bagikan resep kentang goreng yang saya dokumentasikan disuatu hari sewaktu libur di rumah. Pikiran random saya membuat saya ingin bikin kentang goreng yang ini. Saking banyaknya variasi kentang goreng yang pernah saya bikin (berasa koki spesialis kentang goreng), saya ga bisa kasih nama satu-satu, kalo ditanyai namanya saya sih biasanya jawabnya asal-asalan, contohnya waktu kentang goreng yang ini jadi, kakak saya nanya, “Kalo kentang goreng yang ini namanya apa?”. “Kentang goring lalalala lililili,” jawab saya.

Ok fellas! Jadi ini dia resep kenteng goreng lalalala lililii ala chef Deki! Lets cekicrot!

Bahan :
  • *Kentang (pastinya!)
  • *Buncis (kacang panjang juga boleh, ga ada yang larang)
  • *Wortel
  • *Tomat (sebenarnya saya kurang suka tomat sih, tapi biar lebih sehat, jadi saya paksain aja, saya pake 2 biji ajah! Kalo ntar banyak-banyak nanti ga dimakan)
  • *Bawang merah, bawang putih, si kancil, timun mas (2 terakhir ga usah)
  • *Selederi
  • *Royco
  • *Merica secukupnya
  • *Saus tiram 1 bungkus aja yang sachetan



Langkah-langkah (azeg) :
  1. 1) Potong-potong kentang, wortel, dan buncis, lalu taburi dan lumurkan royco sesuai selera dengan cara diremas-remas yak! ingat! meremasnya jangan kebawa nafsu juga, nanti kentangnya hancur. (untuk Royconya, jangan sampai dilidah kamu jadi terlalu asin atau kurang asin. Asin atau engga itu tergantung lidah masing-masing. Pernah ibu saya ngeluh karena makanan di meja kurang garam, trus pas saya coba juga, ternyata udah asin banget “Kurang garam apalagi si mamaaaah??”)
k


  1.  2) (Langkah berikut ini sih tidak recommended. Yaa namanya juga suka eksperimen. Biasanya saya masak kentang goreng itu kentangnya dilumurin royco atau bumbu lainnya dulu, trus didiamkan lama-lama atau difreezer,  abis itu baru digoreng, tapi saya pengen coba langkah yang ini, ternyata bumbunya banyak yang ilang, jadi kurang kuat, #pendapatsotoy). Rebus sebentar dengan sedikit air, api agak besar, trus airnya jangan ditunggu sampai mendidih, yang penting buncisnya udah ga terlalu keras lagi baru matikan api, dan jangan sampai terlalu lunak juga buncisnya, ¾ keras dari semulalah kira-kira, wkwk.
  2. 3) Goreng kentang hingga matang, lalu angkat.
  3. 4) Tumis bawang dan seledri sampai harum
  4. 5) Masukkan wortel dan buncis (tambahin bawang bombay juga makin seru tuh), ratakan, lalu taburkan merica, ratakan lagi.
  5. 6) Masukkan tomat, ratakan sebentar, lalu tambahkan saus tiram, ratakan (kalo sudah hampir matang dan mau diangkat, apinya saya besarkan sebesar-besarnya, dibiarkan sekian detik, baru apinya dimatikan, biar ada bercak-bercak hitamnya, soalnya menurut saya bercak-bercak hitam itu menimbulkan kesan 'seksi' di makanan), angkat.
  6. 7) Jadi deh!



DItambah mayones lebih ga ketulungan...

***


Cocok sebagai pendamping disaat nugas (berasa tulisan-tulisan di belakang bungkus ciki)


***


Tambahan aja :
Kamu pernah makan kentang goreng di kafe atau resto kan? Jika di-compare dengan kentang goreng di fast food yang mahal itu, bahkan di kafe biasa sekalipun, saya kira kentang goreng diatas bisa dijual dengan harga lebih diatas Rp 20.000. Di McD berapa? lebih dari 20.000 kan, padahal mbok ya kentang gorengnya biasa aja, tapi karna brand dan (istilah dalam ekonominya-) goodwill-nya aja yang bikin harganya keterlaluan.

Bayangkan betapa besarnya profit yang didapat oleh restoran cepat saji yang sudah punya brand tadi. Restoran atau kafe biasa pun juga ga kalah mendapat profit kali. Coba kita bikin perhitungan cost kentang goreng lalalala lililili ini untuk 1 porsi :
Kentang : saya mah dapatnya gratis, tapi kalo ga salah harga kentang sekilo 4000, 1 porsi versi saya 3 biji, asumsinya Rp 1000 aja.
Wortel : Harga wortel di pasar dekat rumah saya satu ikat kecil harganya Rp 1000, isinya mungkin sekitar 6-8 buah wortel. So, asumsi untuk 2 buah wortel (1 porsi versi saya diatas) adalah Rp 300.
Buncis/ Kacang Panjang : Sama murahnya sama wortel, maka untuk cost buncis (berdasarkan satu porsi jumbo diatas) asumsinya adalah Rp 500.
Royco : Rp 300.
Tomat : Asumsi 2 biji = Rp 500.
Bawang Merah, Bawang Putih, Merica, Selederi : Asumsi = Rp 1000.
Saus Tiram : Asumsi = Rp 2500.
Mayonaise : kakak saya bilang harga satu botolnya Rp 19000 sih, tapi kan untuk satu porsi paling dipencrot-pencrot seiprit doank, jadi asumsi untuk mayonaise = Rp 500.

Jadi totalnya berapa donk? 

= Rp 6600 !! 

Kalo dijual Rp 20000 (ini harganya jatuhnya udah murah banget lho! udah porsinya gede, bumbunya ga cuma garam doank kayak di fast food yang harganya diatas Rp 20000 dengan porsi yang sepertinya lebih sedikit. Artinya harganya bisa ditaruh diatas itu sabi kali!) laba kotornya jadi brapa donk? 13400 @ 1 porsi ! Uwaaaaww! :O Is this real life?? (plis Dek, jangan berlebihan -.-)

Yeaah, I do I know. Sebenarnya dan seharusnya harga pokok itu tidak dibebankan dari harga bahan pokok saja sih -.- , tapi juga dari sewa tempat, gaji karyawan, transport, maintenance, dll.  Tapi diluar beban-beban lain tersebut, melihat "selisih harga jual - harga bahan pokok" nya yang gede tersebut, i bet, tetep aja labanya masih gede jika beban diluar bahan pokok dimasukkan. Atau… mungkin ditempat sayanya saja yang harga sayur-sayurannya murah. But, bukan tidak mungkin juga kan kamu bisa dapat harga sayur-sayuran dengan harga miring juga? Bahkan lebih murah dari asumsi diatas, itukan kembali ke kita aja yg kudu pintar-pintar nyari supplier yang menawarkan harga murah atau pintar-pintar bernegosiasi.

Saya tahu saya bukan/belum jadi seorang wirausahawan, saya bukan owner restoran, jadi pendapat saya diatas kan base-nya baru dari "pengalaman kecil" yang saya dapat saja ketika mencoba membuatnya sendiri dan membanding-bandingkannya. Tapi saya tetep yakin, usaha restoran itu profitnya pasti gede atau setidaknya LUMAYAN ISTIIMEWAAAAA!


Mau? tinggal segini tapi, haha

Followers