Galau-kah Aku?

Posted on Selasa, 05 Februari 2013 | 1 komentar
Hola folks J , kalian mungkin berpikir kalau saya sudah melupakan kalian. Oh noooo, setiap malam saya memimpikan kalian, setiap mau makan ingat kalian, setiap mau mandi ingat kalian, dan setiap setiap seterusnya kalian baca saja lirik lagunya “Ingat Kamu” dari Duo Kelinci (Maia). Saya lebih suka menyebutnya Duo Kelinci karena dijaman laris manisnya mereka dijagat-musik-tanah-air, saya pernah mendapati kakak saya menyetrika di depan tv sambil nonton Inbox (kalo ga salah) yang pasitu Duo Maia lagi perform dengan memakai bando telinga kelinci. Saya jadi curiga, jangan-jangan Maia Estianti pindah hati dari Ahmad Dhani ke owner perusahaan Dua Kelinci, saya pikir daripada saya pendam sendiri kecurigaan saya, mending saya sampaikan ke kakak saya, eh, dia malah percaya. Dan saya tidak tahu apakah isu yang saya karang itulah yang sorenya bakal jadi “hot topic” gossip sore bersama teman-temannya. Jaman itu,  sore-sore kakak saya memang sering nangkring di teras rumah salah satu anggota gengnya secara random yang jika ga sengaja didengar obrolan mereka maka bisa diketahui bahwa hanya 1,02% dari seluruh perbincangan yang bermanfaat. Saya tahu itu karena teras rumah saya sudah sering terpilih jadi “teras-gossip-hari-ini”-nya mereka.

Namun pikiran saya tidak hanya sepenuhnya kalian, dalam bulan ini, saya minta maaf karna saya memikirkan kalian berkurang jadi 477 kali dalam sehari, sedangkan hal lain yang dominan dalam pikiran saya sehari-hari belakangan ini mencapai 6434 kali kepikiran dalam sehari L <- pake emot sedih segala. Saya banyak nonton TV Show Amerika selang libur ini, semuanya Reality Show, cause drama, we know they’re all absolutely fake! And i don’t know why now I do not like them anymore. The Real World, Amazing Race, America’s Next Top Model (I love photograph), dan Survivor adalah beberapa judul diantaranya. Arrgh, they make me insane! Tiap laptop saya tinggal makan, laundry, boker, pasti dalam keadaan pause dan buffer, biar pas balik lagi, ga nungguin buffer lagi tentunya. Kemudian saya ingat bahwa saya beberapa hari lagi harus berangkat pulang kampung dan kamar saya sedang dalam keadaan tidak layak tinggal lagi (kecuali untuk saya). Pakaian saya masih banyak yang belum dicuci, benda-benda letaknya sudah ditempat yang bukan seharusnya, kolor-kolor di meja belajar,buku teks di dalam koper, baju kotor dijemur, baju bersih masuk ember cucian kotor, memang sih ga selebay itu, tapi saya tidak tahu bagaimana saya menggambarkan betapa kacaunya kamar saya :’( <-emot paling sedih sedunia.  Lantai kamar saya banyak kotoran, debu, polusi, dan masih lengket-lengket karena ada bekas cairan semennya karena seringkali sepulang dari bar saya bawa pulang cewek ke kosan, and twisting on the floor (sumpah gue becanda!). Maka tidak mungkin saya terus-terusan ngabisin hari mantengin laptop tentunya dengan kondisi kamar yang tak layak ditinggali itu.  Tidak mungkin saya meninggalkan kamar saya dalam keadaan yang bahkan tim “Bedah Rumah” ataupun tim “Extreme Makeover Home Edition” pun ga bakal mau merenovasi karena overmessed.

Setelah menjalanai rehabilitasi, saya bangkit dari American-reality-TV-show-drug, saya merapikan dan membersihkan kamar! Saking rajinnya, teteh burjo di depan kosan yang lewat depan kamar saya, pas liat saya lagi bersih-bersih kamar pake acara nyindir-nyindir segala, karena tahu selama ini betapa kacaunya kamar saya dan hampir ga pernah saya bersihkan. “Tumben bersih-bersih, istrinya kemana?”, “Pulang kampung teh,”, “Pembantu kemana?”, “Ga punya pembantu teh, ga punya duit buat sewa pembantu.”
Saya mencuci baju kotor yang malah saya jemur tadi, menaruh kolor-kolor ke tempatnya semula, mengepel lantai yang terkontaminasi cairan semen (lagi lagi gue becanda brooo), dan setelah selesai, bersyukurlah kalian saya juga ingat bahwa saya lumayan lama tidak ngepost disini. Tulisan berikut adalah tulisan yang saya tulis akhir tahun 2012 kemarin,  karena belum selesai jadi saya save dulu waktu itu, dan sekarang sudah saya selesaikan, mudah-mudahan kalian menikmati kegalauan didalamnya guys J.

Welcome 2013 : Hasil perenungan kaleidoskop 2012


Banyak kata-kata yang melayang dipikiran saya, dan itu semua memakai kata “gue” , jadi maaf kalau saya tak seperti biasanya, saya membiarkan pikiran saya mengalir dan diikuti oleh tangan saya yang mendecodingnya terus-menerus kedalam tulisan. Ini curhat, murni curhat, curhat dari pikiran ke tulisan. Saya tekankan sebelum membaca ini agar anda mempersiapkan mental diri sebelumnya. bagi anda yang sedang di masa kehamilan, agar berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Jika anda nantinya tidak kuat silakan lambaikan tangan ke operator warnet anda.

***

Tahun ini gue udah banyak gagal, “jatuh bangun” telah gue lalui di sepanjang 2012 . Mungkin dan bisa jadi 2013 tahun dimana saatnya gue bersinar (aamiin), itu harapan gue. Serangkaian kegagalan di tahun 2012 semakin mantap dengan kegagalan penutup di penghujung tahun. Tidak kalah antiklimaksnya dengan yang lain. Kalo ga salah tanggal 7 Desember, gue ga yakin, yang jelas saat itu hari Jumat, dan yang jelas juga bukan tanggal 21-12-12. When I just got up from my nap, handphone gue berdering...

“Ini benar dengan Deki Nofendi?”

“Iya, benar”

“Saya dari bagian pendidikan kedutaan besar jepang…” 
Sejenak jantung gue berhenti berdetak, saat di ujung telpon sana memulai lagi perkataannya jantung gue kembali memompa, namun lebih kencang, sangat kencang, ritmenya tidak beraturan, bahkan sayup-sayup gue bisa mendengarnya sendiri. Jedug jedug! Jedug jedug! Ajip ajip! Ajip ajip! Kurrrrrrrrhaa!

“Apa benar anda Deki Nofendi yang Agustus lalu telah memenuhi panggilan wawancara seleksi program beasiswa kami?”
Tidak ada kata lain selain kata “Ya” atau “Iya” yang bisa gue layangkan seterusnya saking tegangnya.

“Ya”

“Enggg… kami sudah  mengeluarkan hasilnya di situs resmi kami, dan mengirimkan emailnya juga,  nggg… tapi maaf, anda belum diterima. Awal tahu depan pendaftaran sudah dibuka lagi kok untuk keberangkatan tahun berikutnya, anda bisa coba lagi, terima kasih…”
Kayak yang gue bilang tadi, ga ada kata selain “Ya” yang bisa gue ucapkan.

Beasiswa Monbukagakusho namanya, beasiswa melanjutkan kuliah ke Jepang, totally free, dan banyak dari kita yang sudah tahu tentang beasiswa ini, bukan begitu? Gue dipanggil wawancara, tapi hasilnya... seperti perbincangan di telpon itu, gue gagal. I dunno, i think i'm galau for a moment. gue galau, tapi ga galau galau amat, dari awal gue sebenarnya udah feeling gue ga bakal lolos interview, gue udah pasrah, ikutan ini pun juga kebetulan.  Dalam islam, kiamat itu datang di hari jumat, dan gue merasakannya, kiamat sugrha, kiamat kecil. Dan isu kiamat 21 Desember 2012, juga ternyata meleset sedikit dari prediksi, karena ternyata kiamat kecil yang menimpa gue terjadi di tanggal 14 Desember 2012. Seems legit.

But, I was fine, esoknya gue udah ga kepikiran itu lagi. Menunggu hasilnya selama 4 bulan juga cuma pake pasrah doank. Mungkin emang sesuatu yang dijalanin setengah-setengah hasilnya juga setengah-setengah, selain mendaftar karena kebetulan dapet informasi dari temen, dan juga gue bingung  mau ngapain libur semester, isenglah gue mendaftar. Alhamdulillah, akhirnya gue lulus seleksi berkas. Selanjutnya gue mesti seleksi tulis, seleksi tulis pun gue belajarnya pas hari H. Ujiannya jam 1, subuh gue bangun bentar buat belajar, trus tidur lagi, jam 11 gue belajar lagi, baca-baca soal-soal matematika tahun-tahun sebelumnya, kebanyakan soalnya tentang persamaan garis yang variasinya udah kemana-kemana, kalau dibikin kurvanya udah abstrak gitu bentuknya. Syukurlah, persamaan garis yang ribet-ribet otak gue udah tahan banting sejak gue belajar buat SNMPTN yang udah seringkali berasap-berasap makan soal begituan, asal jangan integral tingkat dewa aja. Dan selebihnya soal-soal yang ga ada di SMA dan di SNMPTN, kita yang nyari formulanya sendiri, kita yang mikir sendiri, pake konsep-konsep paling dasar dari matematika. Udah, gue cuma belajar segitu doank, berangkatnya pun telat, gue sampai di lokasi ujian ketika ruangan udah penuh, gue kebagian kursi paling belakang. But, Alhamdulillah, gue lulus seleksi tulis, mengingat kerjaan gue di seleksi tulis itu, gue udah lumayan yakin sih, pffffft. Gue dipanggil untuk wawancara, sedang gue sendiri sadar, saat wawancara gue ngomong kayak orang mau mati besok aja, gue tahu gue ga memberikan suatu impresi bagi mereka yang mewawancara. Dari situ gue udah feeling gue ga bakal lulus. But now, I’m fine, itu juga jadi pengalaman baru dan pelajaran buat gue.

Tapi kalau dilihat rasio jumlah yang lolos dengan yang tidak lolos, bikin nyesek juga sih. Dari 29 orang yang tes wawancara, ternyata yang lolos mencapai 22 orang! Jika 22/29 x 100% , itu artinya peluang gue lulus wawancara sebenarnya bisa mencapai 76%! Namun nyatanya gue termasuk yang 24% , What the…!! Ah, gue bahkan terkadang bingung sendiri apakah ini bentuk kekecewaan gue, tapi kecewa ke siapa? Ke Tu… ? Ahh, gue tahu gue ga pantas kecewa ke yang di Atas, karena gue sadar ibadah gue belum sempurna, amal baik gue baru setengah setengah. Awalnya gue berpikir gue bakal diberi kesempatan di beasiswa ini setelah gagal berkali-kali dan gue mencoba dan terus mencoba setiap kesempatan yang lewat didepan mata. Namun gue masih belum diberi kesempatan itu. Setelah gue renungin lagi, gue emang ga pantas kecewa ke tuhan, harusnya kecewa ke diri sendiri. Usaha gue mungkin udah bagus, tapi gimana dengan usaha gue mengajukan dan meminta pertolongan ke tuhan? Nah, itu dia, itu hasil evaluasi gue selama ini, hasil evaluasi gue setelah merenungi dimana letak kesalahan gue selama ini, kenapa hal yang dipikiran gue udah gue yakinin bakal gue dapetin tetapi ada saja insiden yang menghalanginya, ada saja yang membuat gue gagal. Kenapa? Itu karena gue sombong, usaha sendiri-sendiri, ga minta saran tuhan dulu, ga minta asuransi insiden tak terduga ke tuhan sebelumnya.

Gue bilangin tadi gue nungguin pengumuman bener-bener pasrah banget, karena banyak kegagalan yang pernah gue dapat membuat gue banyak belajar bersabar dan pasrah sama apapun usaha gue ke depannya, lolos ya Alhamdulillah, ga lolos juga syukur, nambah pengalaman juga. Asli gue untuk kali ini pasrah, karena sebelum-sebelumnya gue punya banyak ambisi, pengen ini pengen itu, pengen begini pengen begitu, tapi ga ada yang kesampaian, kesampaiannya pun nanggung nanggung gitu, gue ga pernah yang sampai di titik ekstrim atau titik klimaks keinginan gue. Beberapa kali gue drop karenanya, hal itu bikin gue belajar agar ga terlalu ambisius dan nafsu dalam menginginkan sesuatu, Karena kalau gagal, gue bisa aja tertekan jiwa dan raga. Gue sekarang bertahap mulai bisa menerima kenyataan terhadap apa yang gue peroleh, apa yang tuhan kasih ke gue.

Semenjak pengumuman beasswa itu, gue harap itu kegagalan terakhir, dan ternyata memang yang terakhir, tetapi terakhir di 2012. kegagalan lainnya di sepanjang tahun 2012 ga penting juga gue ceritain segala disini. Gue ga mau larut dalam kesedihan dengan terus mengenangnya kembali. Gue “cumpah” “cungguh” berharap 2013 bisa mendongkrak karir gue (tjieh) .Gue rasa gue udah resistan dengan yang namanya kegagalan, gue harap nantinya ada titik dimana kegagalan itu udah cape ngikutin gue. Gue tentu banyak belajar dari ton-an kegagalan gue. Eh, Bukan ding, ini bukan kegagalan, ini adalah keberhasilan yang tertunda. Seharusnya dari awal gue menulisnya dengan “keberhasilan yang tertunda” , bahkan di Inggris sana pernah dilarang memakai kata “gagal” tapi harus diganti dengan kalimat “keberhasilan yang tertunda.”

Dulu gue pernah tanya ke temen gue yang berhasil “menggapai” mimpinya, “Apasih usaha lo? Apa aja yang lo lakuin bisa berhasil gitu?” Jawabnya : “Ya doa, zikir, tahajud, semua amal ibadah dinaikin intensitasnya, dan pasrah sama hasilnya.” Bahkan, tambahnya lagi, bagi dia itu sebuah miracle dia bisa mencapainya, inti dari semua kata-katanya adalah : “Ga nyangka!”.  Ya, dan pertanyaannya kapan gue kebagian miracle itu?? Sabar! Itu kata kuncinya, memang kedengaran klise, namun apalagi kalau bukan sabar? Mungkin gue memang harus stuck di sabar, bahkan gue mungkin perlu sabar sampai saking sabarnya gue jadi pasrah sampai putus asa, sehingga  gue ga usaha ngapa-ngapain  kecuali ibadah dan doa, menunggu gue dilemparin dari atas sebuah botol yang didalamnya berisikan kertas bergulung yang bergambarkan denah menuju mimpi gue, gue harus segera menuju tempat yang di silang agar gue bisa meraih mimpi gue, mungkin daerah yang disilang itu begitu gue ikuti petunjuknya di denah gue harus menjajah gang-gang perumahan padat penduduk di daerah Banjarsari, lalu masuk ke sebuah selokan kecil yang bau, saluran buangan kotoran bekas MCK. Gue masuk ke selokan yang tertutup atas bawah kiri kanan gue, dan gue berusaha mati-matian kayak bayi mau lahiran, ngulet karena ukuran selokan yang pas-pasan badan gue, i go down the “selokan” demi mengejar mimpi gue, gelap sekali dan setelah menyusuri selokan gue sampai di terowongan bawah tanah yang banyak tikusnya dan penuh dengan air limbah (sejak kapan Banjarsari punya terowongan bawah tanah?) hingga gue menemukan secercah sinar dari kejauhan, dan gue berusaha mati-matian melawan arus air mendekati cahaya itu, hingga akhirnya gue sampai dicahaya tadi, mata gue ga bisa lihat, gue kena silau-silau gitu, tapi gue terus mengikuti arah cahaya. Akhirnya gue sampai, dan ternyata gue dibawa ke sebuah terowongan waktu di seluruh dinding terowongan banyak jarum jam dan angka-angka , serta jam dinding yang meleleh, begitu sampai di ujung terowongan gue akhirnya menemukannya, gue sampai di sebuah tempat yang penuh dengan jurang-jurang, dan langit kelabu. Gue menemukan  mimpi gue, ia ada di dalam bola yang cahayanya sangat indah terletak mengawang diatas sebuah puncak yang di sepanjang badannya terdapat ribuan tangga yang harus gue daki, di bola tersebut layaknya lambang Universal Studio, buminya adalah bola bercahaya tadi, trus tulisan “Universal Studionya” disini jadi bertuliskan “Impian Deki Nofendi” yang melingkari bola tadi.

You know, kalau usaha mati-matian seperti itu mah gapapa bagi gue, karena gue tinggal ambil bola “Impian Deki Nofendi”  itu, maka gue pasti dapetin mimpi gue. Karena dari kertas tadi gue dikasih petunjuk yang “pasti”, meskipun gue tau gue mesti berjuang dengan susah payah menyusuri selokan, berjuang dalam selokan, tapi mimpi gue udah didepan mata gue. Sedangkan yang gue usahakan selama ini hanyalah hal-hal yang ga pasti, kalau ga dapet, hasilnya cuma kekecewaan, terlebih mengingat usaha lo selama ini buat ngedapetinnya. Ya, mungkin seterusnya  gue harus pasrah, gue harus putus asa, sampai yang gue pengen-pengeni datang dengan sendirinya, bisa jadi berupa petunjuk-petunjuk. Mungkin kalian pernah dengar orang bilang “Saat kau sudah sangat putus asa, maka ada saja yang membawamu ke apa yang kamu telah jerih payah usahakan,”  gue rasa gue harus putus asa mulai dari sekarang. Astagfirullah dekiiii nyebut dek, nyebut.

Ahhhh gue galauuuu :’’’’

Engga’, engga akan! Putus asa ga akan, tetapi pasrah iya, gue ga boleh begitu! Sekarang gue dapat 4 keyword , terus usaha, sabar, doa dan ibadah, dan pasrah! Nah, itu yang harus gue lakuin kedepannya. Gue tahu memang sulit. Ini move on! Move on itu dimana-mana emang susah. Gue tahu tulisan ini bisa jadi cuma “omong doank” nantinya, bahkan gue sendiri ga yakin gue bisa pegang terus ke-4 kunci itu. Makanya gue memberi harapan besar sama gue sendiri... juga... sama 2013, hiks :’/. Gue harap gue bisa berubah, berubah dulu yang gue harapkan sekarang, belum berhasilnya. Gue harus membiasakan diri mengatur hidup, mengatur hidup berdasar 4 kunci diatas, meski gue ulang sekali lagi, sangat susah melakukannya. Gue pengen itu berubahnya dulu, baru berhasilnya. Karena kalau sudah stay long di perubahan, sekalinya meraih satu keberhasilan maka keberhasilan yang lain bisa biasanya bisa lebih mudah dicapai.

Karena memulainya yang susah, gue berdoa agar gue bisa memulai semua ini, dan agar gue bisa berubah total, gue doa ke tuhan :’’’ dengan penuh penghambaan, dengan segala air mata, entahlah, barangkali gue harus “meluluhkan” hati gue seluluh-luluhnya agar air mata gue terkuras, keluar tumpah ruah, yang masih sisa-sisa penggaluan kemarin-kemarin gue paksain agar bisa keluar semuanya di momentum perenungan kaleidoskop 2012 ini, agar tuhan bisa makin jelas melihat betapa bobroknya perasaan gue, betapa gue juga pengen jadi orang-orang beruntung yang mendapat bantuannya. Betapa gue juga pengen diposisi orang-orang yang beruntung yang cuma keliatannya santai-santai doank, eh, bisa berhasil, yang bikin makin illfeel dengan entengnya dia bilang “Sumpah, gue ga nyangka!”

“Ya allah, apapun itu keputusanmu aku pasrah, namun yang aku minta kepada-Mu berikan aku dan kedua orangtua ku  kebahagiaan yang tiada putusnya  dunia dan akhirat, lindung aku dari kesedihan yang berlarut menerima kegagalan, lindungi aku dari tangis keputusasaan, lindungi aku dari keterpurukan menerima takdir yang diluar keinginanku, lindungi aku dari prasangka buruk, lindungi aku dari memudarnya imanku. Jadikan aku orang yang selalu bersyukur, jadikan aku hambamu yang selalu engkau beri petunjuk, jadikan aku umatmu yang kau lindungi dari apa-apa yang engkau benci, dan sekali lagi ku pinta pada-Mu berikan aku dan kedua orangtua ku  kebahagiaan yang tiada putusnya dunia dan akhirat, aamiin.”

***

Mungkin benar kata Agnes Monica, “Kamu harus pasang target lebih tinggi untuk mencapai apa yang kamu inginkan”.  Jauh sebelum Agnes gue sudah diberi wejangan yang kurang lebih sama oleh teman gue Evan, anak kedokteran UGM. Waktu dulu gue curhat sama dia, dia nanamin semacam quote ke gue, “Dek, kamu harus pasang target lebih tinggi, biar kesannya lebih gampang ngedapetinnya.”  Dia nanamin itu ke otak gue yang waktu itu begitu dia tanamin, selesainya langsung gue bongkar lagi .Kata-kata itu ga gue renungin dulu, alhasil itu ga pernah gue lakukan, ga pernah! Target yang gue patok cuma mentok di bayangan gue nantinya bakal seperti apa, pas dimaunya gue aja.  Dan sekarang gue sadar, kata-kata itu benar berharga untuk pelajaran gue kedepannya. Mungkin kalau… jujur saja, bahkan sekarang gue ga sampai muluk-muluk, gue aja belum pernah punya niat atau mimpi pengen kuliah S2 ke Harvard, Cambridge, atau Massachusetts. Emang sih, gue memang pengennya dapet beasiswa kuliah S2 ke luar negeri, tapi ke negara mana saja gue mau, gue terima, sekolah abal-abal juga boleh, asal luar negeri, duh kocak banget kan gueeee :’D. Iya, trus masalahnya gue ga punya patokan K. Apa mulai sekarang harusnya gue matok yang jauh lebih tinggi? gue harus S2 di Oxford, atau Harvard contohnya. Trus soal karir nanti gue harusnya matok pengen jadi orang terkaya di dunia agar melencengnya nanti ga jauh-jauh, paling melencengnya jadi orang terkaya se-indonesia, atau gue mematok pengen jadi artis Hollywood sekaliber Brad Pitt, mentok-mentok juga gue melencengnya jadi artis lenong, hee… itu mah jauh yaaa, ya walaupun sama-sama artis tapi realitanya atau prestisinya beda jauh lah. Nah tuh, I make a little joke, its good for me, tanda kalau gue udah ga galau lagi, ga nulis yang galau-galau lagi, gue udah perlahan bangkit. Lagian kegagalan gue, eh, maksud gue "keberhasilan yang tertunda" gue (kan udah gue bilang mau ganti kata gagal) berkali-kali selama ini udah cukup bikin gue resistan sama kegalauan berminggu-minggu, berbulan-bulan.  Yang begitu-begituan udah kapok sama gue. Sekarang begitu berhasil gue tertunda (gagal) paling drop sebentar sehari dua hari juga udah semangat lagi. Guwweh kuadh kuq :’)



Gue capek ngetik "Keberhasilan yang Tertunda" , untuk selanjutnya gue tulis aja KYT untuk menggantikan kata "kegagalan", dan BYT (Berhasil yang Tertunda) untuk mengganti kata "gagal". 

Namun dengan curhat itu semua bukan berarti gue ga bersyukur. Disisi lain gue juga bersyukur, setiap kali gue mengingat KYT gue, memang terbersit kekecewaan, terbersit kegalauan, namun ketika setiap kali gue melihat kenyataan yang gue peroleh sendiri saat ini, sekarang ini, gue bersyukur sekali, murni gue bersyukur, melihat apa yang gue dapat selama ini, berhadapan dengan apa yang gue peroleh selama ini meski ga pernah gue bayangin jauh sebelumnya, gue juga harus lihat orang-orang lain yang dibawah gue, contoh simpelnya teman-teman disana yang ga kesampaian untuk kuliah, gue ga boleh terus-terusan menoleh orang-orang yang pencapaiannya jauh diatas gue, hal itu bikin gue ga bakal pernah puas sama hasil usaha gue. KYT atau kasarnya "kegagalan" itu seperti yang kita tahu adalah hal wajar, bukan begitu? Siapa sih orang-orang sukses di dunia ini, orang-orang beken di dunia ini yang ga pernah ngelewatin KYT dulu sebelum dia dikenal orang banyak? Sekali lagi gue bilang gue bersyukur. Entah apa nama istilahnya perilaku seperti ini. Atau emang kalau dikait-kaitkan inikah yang tidak langsung salah satu perilaku kodrat manusia yang tidak pernah puas??  Jadi galau-galau diatas mungkin cuma pelampiasan gue karena lagi nostalgia mengingat-ngingat masa-masa jatuh gue. Jadi buat temen-temen yang care sama gue, ga usah cemas, ga usah khawatir, kan udah gue bilang. Guwweh kuadh kuq :’)

Kalau positifnya sendiri, juga ada, kan gue bilang di paragraf awal “jatuh bangun 2012”, jadi galau-galau tadi diatas baru “jatuh-jatuhnya” doank, kalau “bangun-bangunnya” juga ga cuma satu atau dua, juga ada banyak. Salah satunya yang gue bilang tadi, tentang usaha gue buat bersyukur atas pencapaian gue sejauh ini, selain itu gue merasa banyak banget perkembangan di diri gue, emang sih, pencapaian gue belum yang sampai juara 1 kontes robot, atau kontes kecantikan. Pencapaian gue juga tentu ga selejit anak-anak mapres, anak-anak Student Exchange ke luar negeri, anak-anak program beasiswa dan karantina leadership, belum sejauh itu, tapi pencapaian gue sampai sekarang wajib gue syukuri, Alhamdulillah…. ga usah gue sebut satu-satu, gue ga mau riya, eh, satu lagi deh, satu aja, sinkron sama yang diawal tadi, kalau gue bisa lulus seleksi tulis beasiswa Monbukagakusho, gue masuk kedalam 29 orang dari 700-an orang yang dipanggil wawancara setelah melewati seleksi tulis, itu sudah bagus kok sebenarnya. Menurut gue BYT di wanawancara itu ga sepenuhnya KYT, itu pencapaian, mengingat dari seleksi berkas saja sampai 1200 orang. Itu artinya hingga seleksi wawancara gue udah menyisihkan lebih dari 1150 orang. Applause (puk puk) buat diri sendiri, dan salut buat yang berhasil, selamat yaaa :’) . “Bangun” yang lebih dari itu juga ada, ga mau cerita ah, maluuuu :’333. Pelajaran juga bagi gue bahwa skill wawancara juga harus dikembangkan, karena banyak gunanya saat meniti karir nanti (tjieh).

Pokoke inti dari koar-koar ini semua adalah gue pengen move on dengan mengimplementasikan ke-4 kunci hasil perenungan kaleidoskop 2012 gue tadi dan, tetep gue harus bersyukur apapun yang gue peroleh dan apapun yang tuhan kasih ke gue. Jadi resolusi 2013 gue kayaknya secara ga langsung tersirat di curhatan gue diatas, bagi yang kepo-kepo silakan diterawang sendiri apa resolusi 2013 gue itu, meskipun gue ga yakin nanti bisa move on, eh, keceplosan! Fufufu, ya itu dia, intinya gue pengen move on, dan gue pengen apapun yang gue usahakan nantinya gue harus ikhlas ngejalaninnya dan pasrah menanti hasilnya. Jadi gue ga punya keinginan khusus, tahun ini belum punya target yang jelas semacam pengen dapet ini dapet itu, pengen kesana pengen kesitu , ingin begini ingin begitu (semua semua dapat dikabulkan dengan kantong ajaib), yang jelas belum ada, kalau dapet ya syukur Alhamdulillah, yang paling jelas itu gue pengen move on, meski kayaknya sulit, maka dari itu gue juga mohon doanya dari teman-teman atau siapapun itu yang baca ini, karena gue ingat kata salah seorang “petinggi” di organisasi gue, “Minta doa juga perlu, karna kita tidak pernah tahu doa itu dikabulkan dari mulut siapa.”

Mungkin banyak kesempatan-kesempatan baru di 2013 ini, yang otomatis diikuti dengan perjuangan-perjuangan baru, kemudian KYT-KYT baru K , atau keberhasilan-keberhasilan baru. Lets just take a look soon or later. Gue pasrah, pasrah bak ABG perawan menjual diri karena terpaksa untuk membiayai kuliah, gue sekarang pasrah. Gue ga mau lagi gagah-gagahan di mata tuhan, gue ga mau. Gue pasrah. Apapun yang terjadi 2013 gue akan tetap berusaha, gue akan tetap ambil kesempatan yg memang untuk gue, untuk hasilnya gue pasrahkan saja pada-Nya, karena kalo enggak, gue bisa koma di rumah sakit karena overshocked ga bisa menerima kenyataan kalo ternyata gue BYT lagi. Kalaupun berhasil bisa jadi gue melupakan tuhan keenakan menikmati keberhasilan gue.

Sekarang marilah kita mulai 2013, with a brand new way of thinking, and a brand new personality (Insya Allah), gue siap menyambuat 2013 dengan segala suka dukanya. Gue siaaaap. *pasang muka pasrah*

Ehm! Cek cek, Baiklah… maka dengan ini, 2013 saya resmikan! “Teng… Teng… Teng…” *saya mukul gong*. “prok! Prok! Prok!” *tepuk tangan meriah penonton* “Tanpa ada kata sambutan dan lain sebagainya, saya putarkan saja sebuah lagu yang liriknya saja sudah cukup untuk dijadikan teks pidato pengantar tahun baru , stay tune! And… happy new year folks :* “





***

Okkeh, segitu ajjah, ga banyak-banyak kok curhatnya, cuma 7 HVS doank J <- senyum merasa ga berdosa. Post berikutnya saya mau kemukakan (tjieh) semua cerita di masa-masa pergantian tahun kemarin dan tahun sebelumnya yang belum sempat saya tulis, hiks. Kalau mengingat masa-masa kedua perayaan tahun baru itu jadi terharu sendiri, its just beautiful :’)

Followers