Hola folks J
, kalian mungkin berpikir kalau saya sudah melupakan kalian. Oh noooo, setiap
malam saya memimpikan kalian, setiap mau makan ingat kalian, setiap mau mandi
ingat kalian, dan setiap setiap seterusnya kalian baca saja lirik lagunya
“Ingat Kamu” dari Duo Kelinci (Maia). Saya lebih suka menyebutnya Duo Kelinci
karena dijaman laris manisnya mereka dijagat-musik-tanah-air, saya pernah
mendapati kakak saya menyetrika di depan tv sambil nonton Inbox (kalo ga salah)
yang pasitu Duo Maia lagi perform dengan memakai bando telinga kelinci. Saya
jadi curiga, jangan-jangan Maia Estianti pindah hati dari Ahmad Dhani ke owner
perusahaan Dua Kelinci, saya pikir daripada saya pendam sendiri kecurigaan
saya, mending saya sampaikan ke kakak saya, eh, dia malah percaya. Dan saya
tidak tahu apakah isu yang saya karang itulah yang sorenya bakal jadi “hot
topic” gossip sore bersama teman-temannya. Jaman itu, sore-sore kakak saya memang sering nangkring
di teras rumah salah satu anggota gengnya secara random yang jika ga sengaja
didengar obrolan mereka maka bisa diketahui bahwa hanya 1,02% dari seluruh
perbincangan yang bermanfaat. Saya tahu itu karena teras rumah saya sudah
sering terpilih jadi “teras-gossip-hari-ini”-nya mereka.
Setelah menjalanai rehabilitasi, saya bangkit dari
American-reality-TV-show-drug, saya merapikan dan membersihkan kamar! Saking
rajinnya, teteh burjo di depan kosan yang lewat depan kamar saya, pas liat saya
lagi bersih-bersih kamar pake acara nyindir-nyindir segala, karena tahu selama
ini betapa kacaunya kamar saya dan hampir ga pernah saya bersihkan. “Tumben
bersih-bersih, istrinya kemana?”, “Pulang kampung teh,”, “Pembantu kemana?”,
“Ga punya pembantu teh, ga punya duit buat sewa pembantu.”
Saya mencuci baju kotor yang malah saya jemur tadi, menaruh
kolor-kolor ke tempatnya semula, mengepel lantai yang terkontaminasi cairan
semen (lagi lagi gue becanda brooo), dan setelah selesai, bersyukurlah kalian
saya juga ingat bahwa saya lumayan lama tidak ngepost disini. Tulisan berikut
adalah tulisan yang saya tulis akhir tahun 2012 kemarin, karena belum selesai jadi saya save dulu
waktu itu, dan sekarang sudah saya selesaikan, mudah-mudahan kalian menikmati
kegalauan didalamnya guys J.
Welcome 2013 : Hasil perenungan kaleidoskop 2012
Banyak kata-kata yang
melayang dipikiran saya, dan itu semua memakai kata “gue” , jadi maaf kalau
saya tak seperti biasanya, saya membiarkan pikiran saya mengalir dan diikuti
oleh tangan saya yang mendecodingnya terus-menerus kedalam tulisan. Ini curhat,
murni curhat, curhat dari pikiran ke tulisan. Saya tekankan sebelum membaca ini
agar anda mempersiapkan mental diri sebelumnya. bagi anda yang sedang di masa
kehamilan, agar berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Jika anda nantinya
tidak kuat silakan lambaikan tangan ke operator warnet anda.
***
Tahun ini gue udah banyak gagal, “jatuh bangun” telah gue
lalui di sepanjang 2012 . Mungkin dan bisa jadi 2013 tahun dimana saatnya gue
bersinar (aamiin), itu harapan gue. Serangkaian kegagalan di tahun 2012 semakin
mantap dengan kegagalan penutup di penghujung tahun. Tidak kalah antiklimaksnya
dengan yang lain. Kalo ga salah tanggal 7 Desember, gue ga yakin, yang jelas
saat itu hari Jumat, dan yang jelas juga bukan tanggal 21-12-12. When I just
got up from my nap, handphone gue berdering...
“Ini benar dengan Deki Nofendi?”
“Iya, benar”
“Saya dari bagian pendidikan kedutaan besar jepang…”
Sejenak
jantung gue berhenti berdetak, saat di ujung telpon sana memulai lagi
perkataannya jantung gue kembali memompa, namun lebih kencang, sangat kencang,
ritmenya tidak beraturan, bahkan sayup-sayup gue bisa mendengarnya sendiri.
Jedug jedug! Jedug jedug! Ajip ajip! Ajip ajip! Kurrrrrrrrhaa!
“Apa benar anda Deki Nofendi yang Agustus lalu telah memenuhi
panggilan wawancara seleksi program beasiswa kami?”
Tidak ada kata lain selain kata “Ya” atau “Iya” yang bisa
gue layangkan seterusnya saking tegangnya.
“Ya”
“Enggg… kami sudah
mengeluarkan hasilnya di situs resmi kami, dan mengirimkan emailnya juga, nggg… tapi maaf, anda belum diterima. Awal
tahu depan pendaftaran sudah dibuka lagi kok untuk keberangkatan tahun
berikutnya, anda bisa coba lagi, terima kasih…”
Kayak yang gue bilang tadi, ga ada kata selain “Ya” yang
bisa gue ucapkan.
Beasiswa Monbukagakusho namanya, beasiswa melanjutkan kuliah ke Jepang, totally free, dan banyak dari kita yang sudah tahu tentang beasiswa ini, bukan begitu? Gue dipanggil wawancara, tapi hasilnya... seperti perbincangan di telpon itu, gue gagal. I dunno, i think i'm galau for a moment. gue galau, tapi ga galau galau amat, dari awal gue sebenarnya
udah feeling gue ga bakal lolos interview, gue udah pasrah, ikutan ini pun juga
kebetulan. Dalam islam, kiamat itu datang
di hari jumat, dan gue merasakannya, kiamat sugrha, kiamat kecil. Dan isu kiamat
21 Desember 2012, juga ternyata meleset sedikit dari prediksi, karena ternyata kiamat kecil yang menimpa gue terjadi di tanggal
14 Desember 2012. Seems legit.
But, I was fine, esoknya gue udah ga kepikiran itu lagi. Menunggu
hasilnya selama 4 bulan juga cuma pake pasrah doank. Mungkin emang sesuatu yang
dijalanin setengah-setengah hasilnya juga setengah-setengah, selain mendaftar
karena kebetulan dapet informasi dari temen, dan juga gue bingung mau ngapain libur semester, isenglah gue
mendaftar. Alhamdulillah, akhirnya gue lulus seleksi berkas. Selanjutnya gue
mesti seleksi tulis, seleksi tulis pun gue belajarnya pas hari H. Ujiannya jam
1, subuh gue bangun bentar buat belajar, trus tidur lagi, jam 11 gue belajar
lagi, baca-baca soal-soal matematika tahun-tahun sebelumnya, kebanyakan soalnya
tentang persamaan garis yang variasinya udah kemana-kemana, kalau dibikin
kurvanya udah abstrak gitu bentuknya. Syukurlah, persamaan garis yang
ribet-ribet otak gue udah tahan banting sejak gue belajar buat SNMPTN yang udah
seringkali berasap-berasap makan soal begituan, asal jangan integral tingkat
dewa aja. Dan selebihnya soal-soal yang ga ada di SMA dan di SNMPTN, kita yang
nyari formulanya sendiri, kita yang mikir sendiri, pake konsep-konsep paling
dasar dari matematika. Udah, gue cuma belajar segitu doank, berangkatnya pun telat, gue sampai di lokasi ujian ketika ruangan udah penuh, gue kebagian kursi paling belakang. But,
Alhamdulillah, gue lulus seleksi tulis, mengingat kerjaan gue di seleksi tulis
itu, gue udah lumayan yakin sih, pffffft. Gue dipanggil untuk wawancara, sedang gue sendiri sadar, saat wawancara gue ngomong kayak orang mau mati besok aja, gue tahu
gue ga memberikan suatu impresi bagi mereka yang mewawancara. Dari situ gue
udah feeling gue ga bakal lulus. But now, I’m fine, itu juga jadi pengalaman
baru dan pelajaran buat gue.
Tapi kalau dilihat rasio jumlah yang lolos dengan yang tidak
lolos, bikin nyesek juga sih. Dari 29 orang yang tes wawancara, ternyata yang
lolos mencapai 22 orang! Jika 22/29 x 100% , itu artinya peluang gue lulus
wawancara sebenarnya bisa mencapai 76%! Namun nyatanya gue termasuk yang 24% , What the…!! Ah, gue bahkan terkadang bingung sendiri apakah ini bentuk kekecewaan gue, tapi kecewa
ke siapa? Ke Tu… ? Ahh, gue tahu gue ga pantas kecewa ke yang di Atas, karena
gue sadar ibadah gue belum sempurna, amal baik gue baru setengah setengah.
Awalnya gue berpikir gue bakal diberi kesempatan di beasiswa ini setelah gagal
berkali-kali dan gue mencoba dan terus mencoba setiap kesempatan yang lewat
didepan mata. Namun gue masih belum diberi kesempatan itu. Setelah gue renungin
lagi, gue emang ga pantas kecewa ke tuhan, harusnya kecewa ke diri sendiri.
Usaha gue mungkin udah bagus, tapi gimana dengan usaha gue mengajukan dan
meminta pertolongan ke tuhan? Nah, itu dia, itu hasil evaluasi gue selama ini,
hasil evaluasi gue setelah merenungi dimana letak kesalahan gue selama ini,
kenapa hal yang dipikiran gue udah gue yakinin bakal gue dapetin tetapi ada
saja insiden yang menghalanginya, ada saja yang membuat gue gagal. Kenapa? Itu
karena gue sombong, usaha sendiri-sendiri, ga minta saran tuhan dulu, ga minta
asuransi insiden tak terduga ke tuhan sebelumnya.
Gue bilangin tadi gue nungguin pengumuman bener-bener pasrah
banget, karena banyak kegagalan yang pernah gue dapat membuat gue banyak
belajar bersabar dan pasrah sama apapun usaha gue ke depannya, lolos ya
Alhamdulillah, ga lolos juga syukur, nambah pengalaman juga. Asli gue untuk
kali ini pasrah, karena sebelum-sebelumnya gue punya banyak ambisi, pengen ini
pengen itu, pengen begini pengen begitu, tapi ga ada yang kesampaian,
kesampaiannya pun nanggung nanggung gitu, gue ga pernah yang sampai di titik
ekstrim atau titik klimaks keinginan gue. Beberapa kali gue drop karenanya, hal
itu bikin gue belajar agar ga terlalu ambisius dan nafsu dalam menginginkan
sesuatu, Karena kalau gagal, gue bisa aja tertekan jiwa dan raga. Gue sekarang bertahap mulai bisa menerima kenyataan terhadap apa yang gue peroleh, apa
yang tuhan kasih ke gue.
Semenjak pengumuman beasswa itu, gue harap itu kegagalan
terakhir, dan ternyata memang yang terakhir, tetapi terakhir di 2012. kegagalan
lainnya di sepanjang tahun 2012 ga penting juga gue ceritain segala disini. Gue
ga mau larut dalam kesedihan dengan terus mengenangnya kembali. Gue “cumpah”
“cungguh” berharap 2013 bisa mendongkrak karir gue (tjieh) .Gue rasa gue udah resistan
dengan yang namanya kegagalan, gue harap nantinya ada titik dimana kegagalan itu
udah cape ngikutin gue. Gue tentu banyak belajar dari ton-an kegagalan gue. Eh,
Bukan ding, ini bukan kegagalan, ini adalah keberhasilan yang tertunda.
Seharusnya dari awal gue menulisnya dengan “keberhasilan yang tertunda” ,
bahkan di Inggris sana pernah dilarang memakai kata “gagal” tapi harus diganti
dengan kalimat “keberhasilan yang tertunda.”
Dulu gue pernah tanya ke temen gue yang berhasil “menggapai”
mimpinya, “Apasih usaha lo? Apa aja yang lo lakuin bisa berhasil gitu?”
Jawabnya : “Ya doa, zikir, tahajud, semua amal ibadah dinaikin intensitasnya,
dan pasrah sama hasilnya.” Bahkan, tambahnya lagi, bagi dia itu sebuah miracle
dia bisa mencapainya, inti dari semua kata-katanya adalah : “Ga nyangka!”. Ya, dan pertanyaannya kapan gue kebagian
miracle itu?? Sabar! Itu kata kuncinya, memang kedengaran klise, namun apalagi
kalau bukan sabar? Mungkin gue memang harus stuck di sabar, bahkan gue mungkin
perlu sabar sampai saking sabarnya gue jadi pasrah sampai putus asa, sehingga gue ga usaha ngapa-ngapain kecuali ibadah dan doa, menunggu gue
dilemparin dari atas sebuah botol yang didalamnya berisikan kertas bergulung
yang bergambarkan denah menuju mimpi gue, gue harus segera menuju tempat yang
di silang agar gue bisa meraih mimpi gue, mungkin daerah yang disilang itu
begitu gue ikuti petunjuknya di denah gue harus menjajah gang-gang perumahan
padat penduduk di daerah Banjarsari, lalu masuk ke sebuah selokan kecil yang
bau, saluran buangan kotoran bekas MCK. Gue masuk ke selokan yang tertutup atas
bawah kiri kanan gue, dan gue berusaha mati-matian kayak bayi mau lahiran,
ngulet karena ukuran selokan yang pas-pasan badan gue, i go down the
“selokan” demi mengejar mimpi gue, gelap sekali dan setelah menyusuri selokan
gue sampai di terowongan bawah tanah yang banyak tikusnya dan penuh dengan air limbah (sejak
kapan Banjarsari punya terowongan bawah tanah?) hingga gue menemukan secercah sinar dari
kejauhan, dan gue berusaha mati-matian melawan arus air mendekati cahaya itu,
hingga akhirnya gue sampai dicahaya tadi, mata gue ga bisa lihat, gue kena silau-silau gitu, tapi gue terus mengikuti arah cahaya. Akhirnya gue sampai, dan ternyata gue dibawa ke sebuah
terowongan waktu di seluruh dinding terowongan banyak jarum jam dan angka-angka
, serta jam dinding yang meleleh, begitu sampai di ujung terowongan gue
akhirnya menemukannya, gue sampai di sebuah tempat yang penuh dengan jurang-jurang, dan langit kelabu. Gue menemukan mimpi gue, ia ada di dalam bola yang cahayanya
sangat indah terletak mengawang diatas sebuah puncak yang di sepanjang badannya
terdapat ribuan tangga yang harus gue daki, di bola tersebut layaknya lambang Universal Studio, buminya adalah bola bercahaya tadi, trus tulisan “Universal Studionya” disini jadi bertuliskan “Impian Deki Nofendi” yang melingkari bola
tadi.
You know, kalau usaha mati-matian seperti itu mah gapapa bagi
gue, karena gue tinggal ambil bola “Impian Deki Nofendi” itu, maka gue pasti dapetin mimpi gue. Karena
dari kertas tadi gue dikasih petunjuk yang “pasti”, meskipun gue tau gue mesti
berjuang dengan susah payah menyusuri selokan, berjuang dalam selokan, tapi
mimpi gue udah didepan mata gue. Sedangkan yang gue usahakan selama ini
hanyalah hal-hal yang ga pasti, kalau ga dapet, hasilnya cuma kekecewaan,
terlebih mengingat usaha lo selama ini buat ngedapetinnya. Ya, mungkin
seterusnya gue harus pasrah, gue harus
putus asa, sampai yang gue pengen-pengeni datang dengan sendirinya, bisa jadi
berupa petunjuk-petunjuk. Mungkin kalian pernah dengar orang bilang “Saat kau
sudah sangat putus asa, maka ada saja yang membawamu ke apa yang kamu telah
jerih payah usahakan,” gue rasa gue
harus putus asa mulai dari sekarang. Astagfirullah dekiiii nyebut dek, nyebut.
Ahhhh gue galauuuu :’’’’
Engga’, engga akan! Putus asa ga akan, tetapi pasrah iya,
gue ga boleh begitu! Sekarang gue dapat 4 keyword , terus usaha, sabar, doa dan
ibadah, dan pasrah! Nah, itu yang harus gue lakuin kedepannya. Gue tahu memang
sulit. Ini move on! Move on itu dimana-mana emang susah. Gue tahu tulisan ini
bisa jadi cuma “omong doank” nantinya, bahkan gue sendiri ga yakin gue bisa pegang
terus ke-4 kunci itu. Makanya gue memberi harapan besar sama gue sendiri... juga... sama 2013, hiks :’/. Gue harap gue bisa berubah, berubah dulu yang gue harapkan
sekarang, belum berhasilnya. Gue harus membiasakan diri mengatur hidup,
mengatur hidup berdasar 4 kunci diatas, meski gue ulang sekali lagi, sangat
susah melakukannya. Gue pengen itu berubahnya dulu, baru berhasilnya. Karena
kalau sudah stay long di perubahan, sekalinya meraih satu keberhasilan maka keberhasilan
yang lain bisa biasanya bisa lebih mudah dicapai.
Karena memulainya yang susah, gue berdoa agar gue bisa
memulai semua ini, dan agar gue bisa berubah total, gue doa ke tuhan :’’’
dengan penuh penghambaan, dengan segala air mata, entahlah, barangkali gue
harus “meluluhkan” hati gue seluluh-luluhnya agar air mata gue terkuras, keluar
tumpah ruah, yang masih sisa-sisa penggaluan kemarin-kemarin gue paksain agar
bisa keluar semuanya di momentum perenungan kaleidoskop 2012 ini, agar tuhan
bisa makin jelas melihat betapa bobroknya perasaan gue, betapa gue juga pengen
jadi orang-orang beruntung yang mendapat bantuannya. Betapa gue juga pengen
diposisi orang-orang yang beruntung yang cuma keliatannya santai-santai doank,
eh, bisa berhasil, yang bikin makin illfeel dengan entengnya dia bilang “Sumpah,
gue ga nyangka!”
“Ya allah, apapun itu
keputusanmu aku pasrah, namun yang aku minta kepada-Mu berikan aku dan kedua
orangtua ku kebahagiaan yang tiada
putusnya dunia dan akhirat,
lindung aku dari kesedihan yang berlarut menerima kegagalan, lindungi aku dari tangis keputusasaan, lindungi aku dari keterpurukan menerima takdir yang diluar keinginanku,
lindungi aku dari prasangka buruk, lindungi aku dari memudarnya imanku. Jadikan
aku orang yang selalu bersyukur, jadikan aku hambamu yang selalu engkau beri
petunjuk, jadikan aku umatmu yang kau lindungi dari apa-apa yang engkau benci,
dan sekali lagi ku pinta pada-Mu berikan aku dan kedua orangtua ku kebahagiaan yang tiada putusnya dunia dan akhirat, aamiin.”
***
Mungkin benar kata Agnes Monica, “Kamu harus pasang target
lebih tinggi untuk mencapai apa yang kamu inginkan”. Jauh sebelum Agnes gue sudah diberi wejangan
yang kurang lebih sama oleh teman gue Evan, anak kedokteran UGM. Waktu dulu gue
curhat sama dia, dia nanamin semacam quote ke gue, “Dek, kamu harus pasang target lebih
tinggi, biar kesannya lebih gampang ngedapetinnya.” Dia nanamin itu ke otak gue yang waktu itu
begitu dia tanamin, selesainya langsung gue bongkar lagi .Kata-kata itu ga gue
renungin dulu, alhasil itu ga pernah gue lakukan, ga pernah! Target yang gue
patok cuma mentok di bayangan gue nantinya bakal seperti apa, pas dimaunya gue
aja. Dan sekarang gue sadar, kata-kata
itu benar berharga untuk pelajaran gue kedepannya. Mungkin kalau… jujur saja,
bahkan sekarang gue ga sampai muluk-muluk, gue aja belum pernah punya niat atau
mimpi pengen kuliah S2 ke Harvard, Cambridge, atau Massachusetts. Emang sih,
gue memang pengennya dapet beasiswa kuliah S2 ke
luar negeri, tapi ke negara mana saja gue mau, gue terima, sekolah abal-abal
juga boleh, asal luar negeri, duh kocak banget kan gueeee :’D. Iya, trus
masalahnya gue ga punya patokan K.
Apa mulai sekarang harusnya gue matok yang jauh lebih tinggi? gue harus S2 di Oxford, atau Harvard contohnya. Trus soal karir nanti gue harusnya matok pengen
jadi orang terkaya di dunia agar melencengnya nanti ga jauh-jauh, paling
melencengnya jadi orang terkaya se-indonesia, atau gue mematok pengen jadi
artis Hollywood sekaliber Brad Pitt, mentok-mentok juga gue melencengnya jadi
artis lenong, hee… itu mah jauh yaaa, ya walaupun sama-sama artis tapi
realitanya atau prestisinya beda jauh lah. Nah tuh, I make a little joke, its
good for me, tanda kalau gue udah ga galau lagi, ga nulis yang galau-galau
lagi, gue udah perlahan bangkit. Lagian kegagalan gue, eh, maksud gue "keberhasilan yang tertunda" gue (kan udah gue bilang mau ganti kata gagal) berkali-kali selama ini
udah cukup bikin gue resistan sama kegalauan berminggu-minggu,
berbulan-bulan. Yang begitu-begituan
udah kapok sama gue. Sekarang begitu berhasil gue tertunda (gagal) paling drop sebentar sehari dua hari
juga udah semangat lagi. Guwweh kuadh kuq :’)

Gue capek ngetik "Keberhasilan yang Tertunda" , untuk selanjutnya gue tulis aja KYT untuk menggantikan kata "kegagalan", dan BYT (Berhasil yang Tertunda) untuk mengganti kata "gagal".
Namun dengan curhat itu semua bukan berarti gue ga
bersyukur. Disisi lain gue juga bersyukur, setiap kali gue mengingat KYT gue, memang terbersit kekecewaan, terbersit kegalauan, namun ketika setiap
kali gue melihat kenyataan yang gue peroleh sendiri saat ini, sekarang ini, gue
bersyukur sekali, murni gue bersyukur, melihat apa yang gue dapat selama ini,
berhadapan dengan apa yang gue peroleh selama ini meski ga pernah gue bayangin jauh
sebelumnya, gue juga harus lihat orang-orang lain yang dibawah gue, contoh simpelnya teman-teman disana yang ga kesampaian untuk kuliah, gue ga boleh terus-terusan menoleh orang-orang yang pencapaiannya jauh diatas
gue, hal itu bikin gue ga bakal pernah puas sama hasil usaha gue. KYT atau kasarnya "kegagalan" itu
seperti yang kita tahu adalah hal wajar, bukan begitu? Siapa sih orang-orang
sukses di dunia ini, orang-orang beken di dunia ini yang ga pernah ngelewatin
KYT dulu sebelum dia dikenal orang banyak? Sekali lagi gue bilang gue
bersyukur. Entah apa nama istilahnya perilaku seperti ini. Atau emang kalau
dikait-kaitkan inikah yang tidak langsung salah satu perilaku kodrat manusia
yang tidak pernah puas?? Jadi
galau-galau diatas mungkin cuma pelampiasan gue karena lagi nostalgia mengingat-ngingat masa-masa jatuh
gue. Jadi buat temen-temen yang care sama gue, ga usah cemas, ga usah khawatir,
kan udah gue bilang. Guwweh kuadh kuq :’)
Kalau positifnya sendiri, juga ada, kan gue bilang di
paragraf awal “jatuh bangun 2012”, jadi galau-galau tadi diatas baru
“jatuh-jatuhnya” doank, kalau “bangun-bangunnya” juga ga cuma satu atau dua, juga ada banyak. Salah satunya yang gue bilang tadi,
tentang usaha gue buat bersyukur atas pencapaian gue sejauh ini, selain itu gue merasa banyak
banget perkembangan di diri gue, emang sih, pencapaian gue belum yang sampai
juara 1 kontes robot, atau kontes kecantikan. Pencapaian gue juga tentu ga
selejit anak-anak mapres, anak-anak Student Exchange ke luar negeri, anak-anak
program beasiswa dan karantina leadership, belum sejauh itu, tapi pencapaian
gue sampai sekarang wajib gue syukuri, Alhamdulillah…. ga usah gue sebut
satu-satu, gue ga mau riya, eh, satu lagi deh, satu aja, sinkron sama yang
diawal tadi, kalau gue bisa lulus seleksi tulis beasiswa Monbukagakusho, gue
masuk kedalam 29 orang dari 700-an orang yang dipanggil wawancara setelah
melewati seleksi tulis, itu sudah bagus kok sebenarnya. Menurut gue BYT di
wanawancara itu ga sepenuhnya KYT, itu pencapaian, mengingat dari seleksi
berkas saja sampai 1200 orang. Itu artinya hingga seleksi wawancara gue udah
menyisihkan lebih dari 1150 orang. Applause (puk puk) buat diri sendiri, dan
salut buat yang berhasil, selamat yaaa :’) . “Bangun” yang lebih dari itu juga
ada, ga mau cerita ah, maluuuu :’333. Pelajaran juga bagi gue bahwa skill wawancara
juga harus dikembangkan, karena banyak gunanya saat meniti karir nanti (tjieh).
Pokoke inti dari koar-koar ini semua adalah gue pengen move
on dengan mengimplementasikan ke-4 kunci hasil perenungan kaleidoskop 2012 gue
tadi dan, tetep gue harus bersyukur apapun yang gue peroleh dan apapun yang
tuhan kasih ke gue. Jadi resolusi 2013 gue kayaknya secara ga langsung tersirat
di curhatan gue diatas, bagi yang kepo-kepo silakan diterawang sendiri apa
resolusi 2013 gue itu, meskipun gue ga yakin nanti bisa move on, eh, keceplosan! Fufufu, ya itu dia, intinya gue pengen move on, dan gue pengen apapun yang
gue usahakan nantinya gue harus ikhlas ngejalaninnya dan pasrah menanti
hasilnya. Jadi gue ga punya keinginan khusus, tahun ini belum punya target yang
jelas semacam pengen dapet ini dapet itu, pengen kesana pengen kesitu , ingin
begini ingin begitu (semua semua dapat dikabulkan dengan kantong ajaib), yang jelas
belum ada, kalau dapet ya syukur Alhamdulillah, yang paling jelas itu gue pengen
move on, meski kayaknya sulit, maka dari itu gue juga mohon doanya dari
teman-teman atau siapapun itu yang baca ini, karena gue ingat kata salah
seorang “petinggi” di organisasi gue, “Minta doa juga perlu, karna kita tidak
pernah tahu doa itu dikabulkan dari mulut siapa.”
Mungkin banyak kesempatan-kesempatan
baru di 2013 ini, yang otomatis diikuti dengan perjuangan-perjuangan baru,
kemudian KYT-KYT baru K
, atau keberhasilan-keberhasilan baru. Lets just take a look soon or later. Gue pasrah,
pasrah bak ABG perawan menjual diri karena terpaksa untuk membiayai kuliah, gue
sekarang pasrah. Gue ga mau lagi gagah-gagahan di mata tuhan, gue ga mau. Gue
pasrah. Apapun yang terjadi 2013 gue akan tetap berusaha, gue akan tetap ambil
kesempatan yg memang untuk gue, untuk hasilnya gue pasrahkan saja pada-Nya,
karena kalo enggak, gue bisa koma di rumah sakit karena overshocked ga bisa
menerima kenyataan kalo ternyata gue BYT lagi. Kalaupun berhasil bisa jadi gue
melupakan tuhan keenakan menikmati keberhasilan gue.
Sekarang marilah kita mulai 2013, with a brand new way of thinking, and a
brand new personality (Insya Allah), gue siap menyambuat 2013 dengan segala
suka dukanya. Gue siaaaap. *pasang muka pasrah*
Ehm! Cek cek, Baiklah… maka dengan ini, 2013 saya resmikan!
“Teng… Teng… Teng…” *saya mukul gong*. “prok! Prok! Prok!” *tepuk tangan meriah
penonton* “Tanpa ada kata sambutan dan lain sebagainya, saya putarkan saja
sebuah lagu yang liriknya saja sudah cukup untuk dijadikan teks pidato
pengantar tahun baru , stay tune! And… happy new year folks :* “