BAB I. PENDAHULUAN
Hei brew… hei sistaa, wahh emang udah agak lama ya saya ga update, blog saya jadi keteteran, mana banyak debunya lagi, uhuk! *brb, ambil kemoceng dan obat serangga*
Kalo diingat-ingat update post saya yang paling terakhir
adalah saat-saat dimana bencana abad ini yaitu tren “ciyus, miapah” masih belum
menjangkit saking lamanya *ceritanya lagi ngomong sambil pake masker dan nyemprotin obat
serangga. Bukannya saya ga punya cerita,
tapi.. tapi.. tapii… *mikirin alibi. Malas ini membunuhku kawand :’’’
Jadi saya mau cerita apa nih? Ga jauh-jauh dari tema post
sebelumnya, yaitu jalan-jalan. Ceritanya saya kan emang lagi UTS, eh, tau-tau
banyak harpitnas-nya, ga tanggung-tanggung ada yang sampai tiga hari. Kenapa
bisa seperti itu ya?? saya juga kurang mengerti, mungkin karena saya ganteng.
Ada kelebihan dan kekurangan menurut saya melihat jadwal UTS
yang ga full dan bolong-bolong itu tadi. Kelebihannya, kalo jarak UTS matkul satu
sama matkul lain dipisahkan oleh yang namanya libur, apalagi sampai beberapa
hari, maka waktu panjang tersebut bisa dijadikan kesempatan untuk belajar,
terlebih matkul yang bakal dihadapin itu kinda destroyer of your grade. Jadi
bersyukurlah diberi waktu lebih banyak buat belajar. Mungkin kelebihan tadi cuma
perspektif mahasiswa yang ambisius sama nilai kali ya?
Kedua, bagi mereka (didalamnya ada saya) yang tidak sabar
pengen ripresing, yang udah gerah dengan suasana kuliah, yang mukanya semakin suram sama
UTS, harpitnas dua tiga hari bisa jadi waktu yang sangat berarti dan berpengaruh bagi
keberlangsungan hidup mereka, fufufu… *lebay.
Kekurangannya bisa dilihat dari perspektif mahasiswa yang berstatus
“mahasiswa perantauan”, yang jauh dari luar kota, specifically kategori Mahasiswa Jauh Menengah. Oke, akan saya jelaskan dulu, kenapa tetiba saja
istilah mahasiswa jauh menengah bisa muncul begitu. Jadi gini, mau tidak mau
anda harus menerima bahwa saya telah mengkategorikan tipe “mahasiswa perantauan”
ke dalam tiga kategori, pertama, Mahasiswa Jauh Tanggung, adalah mahasiswa yang asalnya dari luar kota dan bisa
pulang dengan perjalanan yang lamanya tidak sampai seharian. Biasanya mahasiswa
kategori ini libur-libur sehari juga masih bisa dikejarin pulang, atau bahkan bisa
saja pas ga libur sama sekali. Begitu pulang ngampus langsung berangkat pulkam,
baliknya lagi subuh-subuh besoknya. Angkutan umum
yang terjangkau harganya atau naik motor juga ga jadi masalah berat. Maka dari
itu saya beri nama Mahasiswa Jauh Tanggung. Nanggung banget jauhnya . Karena masih
banyak mahasiswa kategori ini yang masih mengaku bahwa kampungnya jauh K <- pengalaman.
Kedua, Mahasiswa Jauh Menengah, mahasiswa kategori ini bisa
menikmati pulang kampung pas libur minimal 4 harian, terlebih hitungannya minggu. Biasanya perjalanan yang
ditempuh saat pulkam bisa menghabiskan waktu seharian via darat. Kalau libur
dipertengahan UTS seperti yang saya alami ini hanya dua atau tiga hari saja, maka dapat dilihat perbedaan kasusnya dengan mahasiswa
kategori lain. Disini bukannya jaraknya yang nanggung, tapi jumlah hari
liburnya yang nanggung. Inilah yang menjadi kekurangan dari jadwal bolong UTS
yang hanya beberapa hari saja, mahasiswa kategori ini pasti akan misuh-misuh “Andai
semua jadwal libur di sepanjang UTS itu diakumulasikan, pasti bisa puas dipake
buat pulkam.” Biasanya sehari sebelum libur, terutama saat baru aja selesai UTS,
mulai banyak mahasiswa kategori ini yang berjatuhan disebabkan virus bernama galau
sp. yang menginfeksi rongga dada mereka, korban yang berjatuhan akan semakin
bertambah dan semakin menjadi saat sore mulai menjelang. Gejala yang paling
utama timbul adalah, berkecamuknya di otak mereka pikiran-pikiran seperti “Gue bingung mau pulang apa engga, sialan, masa cuma dikasih
libur tiga hari, mana duit tinggal segini lagi, kan nonsense banget kalo dipake
buat pulkam yang cuma tiga hari, belum lagi di kereta atau di bus bisa seharian,
abis dah jatah libur gue. Dafuq! kenapa ga digabung aja sih jadi libur UTS?
aduh, pulang ga ya?? udah keburu malam nih… nanti busnya udah ga ada lagi, dan
seterusnya dan seterusnya….”
Ketiga, Mahasiswa Jauh Sejati, kalau yang ini jangan ditanya
lagi, jauhnya naujibileh deh. Sudah pasti kesempatan pulkam kemungkinan besar cuma
bisa didapat begitu libur panjang, sepanjang rambutnya kuntilanak *garing
*biarin,ppuihh . Bisa hitungan bulan. Biasanya opsinya cuma ada dua, ongkos maharani
lama perjalanan seberanda, atau, ongkos murasydin lama perjalanan gamalama (ket
: maharani=mahal; seberanda=sebentar; murasyidin=murah; gamalam=lama; intinya=bahasanya ribet) . Saya
yang masuk kategori ini tetap saja merasa semahal-mahalnya ongkos, secape-capenya
lama perjalanan, semuanya itu tetap akan terbayar begitu rindu-kangen-banget-sumpe-deh-kalo-ga-percaya
sama kampung sudah terpenuhi.
Di otak saya masih punya banyak sih kategori-kategori tambahan
lainnya, tapi untuk sekarang cukup garis besarnya saja, takutnya melenceng dari
judul utama. Bukannya dari tadi udah melenceng ya?? hehe... *digaplok pembaca. Mungkin minggu depan bisa ditambahkan ke post baru, kenapa
ditambahkannya minggu depan? Karena senin harga sudah naik, fufufu…
At least tiga hari vakum UTS tersebut saya pakai untuk jalan-jalan
keliling Jogja City (baca : Jogja Seteh) bersama Gata plus saya menginap di
rumahnya di daerah Papringan dekat Ambarukmo Plaza. Awalnya saya juga ngajakin
Danu, tapi katanya Danu mau pulang.
Pengen tau kan gimana kelanjutannya?? Gimana ceritanya?? Gimana
serunya?? Makanya ketik REG spasi Deki, sekali lagi ketik REG spasi Deki. Sms
yang kamu dapat langsung dari hp aku, bukan dari manajer aku, bukan dari
siapa-siapa. Sekali lagi ketik REG spasi Deki. Argh, naluri superstar wannabe-nya keluar. Pokoknya
see you next post aja deh, hehe…
So.. you see..?? Makanya saya pisahin post ini ke subbab “Sepatah Kata”, melihat kata pengantarnya saja sudah menghabiskan dua lembar -.-“ .