Jogja Seteh : Sepatah Kata

Posted on Minggu, 04 November 2012 | 5 komentar

BAB I. PENDAHULUAN


Hei brew… hei sistaa, wahh emang udah agak lama ya saya ga update, blog saya jadi keteteran, mana banyak debunya lagi, uhuk! *brb, ambil kemoceng dan obat serangga*
Kalo diingat-ingat update post saya yang paling terakhir adalah saat-saat dimana bencana abad ini yaitu tren “ciyus, miapah” masih belum menjangkit saking lamanya *ceritanya lagi ngomong sambil pake masker dan nyemprotin obat serangga.  Bukannya saya ga punya cerita, tapi.. tapi.. tapii… *mikirin alibi. Malas ini membunuhku kawand :’’’

Jadi saya mau cerita apa nih? Ga jauh-jauh dari tema post sebelumnya, yaitu jalan-jalan. Ceritanya saya kan emang lagi UTS, eh, tau-tau banyak harpitnas-nya, ga tanggung-tanggung ada yang sampai tiga hari. Kenapa bisa seperti itu ya?? saya juga kurang mengerti, mungkin karena saya ganteng.

Ada kelebihan dan kekurangan menurut saya melihat jadwal UTS yang ga full dan bolong-bolong itu tadi. Kelebihannya, kalo jarak UTS matkul satu sama matkul lain dipisahkan oleh yang namanya libur, apalagi sampai beberapa hari, maka waktu panjang tersebut bisa dijadikan kesempatan untuk belajar, terlebih matkul yang bakal dihadapin itu kinda destroyer of your grade. Jadi bersyukurlah diberi waktu lebih banyak buat belajar. Mungkin kelebihan tadi cuma perspektif mahasiswa yang ambisius sama nilai kali ya?

Kedua, bagi mereka (didalamnya ada saya) yang tidak sabar pengen ripresing, yang udah gerah dengan suasana kuliah, yang mukanya semakin suram sama UTS, harpitnas dua tiga hari bisa jadi  waktu yang sangat berarti dan berpengaruh bagi keberlangsungan hidup mereka, fufufu… *lebay.

Kekurangannya bisa dilihat dari perspektif mahasiswa yang berstatus “mahasiswa perantauan”, yang jauh dari luar kota, specifically kategori Mahasiswa Jauh Menengah. Oke, akan saya jelaskan dulu, kenapa tetiba saja istilah mahasiswa jauh menengah bisa muncul begitu. Jadi gini, mau tidak mau anda harus menerima bahwa saya telah mengkategorikan tipe “mahasiswa perantauan” ke dalam tiga kategori,  pertama, Mahasiswa Jauh Tanggung, adalah mahasiswa yang asalnya dari luar kota dan bisa pulang dengan perjalanan yang lamanya tidak sampai seharian. Biasanya mahasiswa kategori ini libur-libur sehari juga masih bisa dikejarin pulang, atau bahkan bisa saja pas ga libur sama sekali. Begitu pulang ngampus langsung berangkat pulkam, baliknya lagi subuh-subuh besoknya. Angkutan umum yang terjangkau harganya atau naik motor juga ga jadi masalah berat. Maka dari itu saya beri nama Mahasiswa Jauh Tanggung. Nanggung banget jauhnya . Karena masih banyak mahasiswa kategori ini yang masih mengaku bahwa kampungnya jauh K <- pengalaman.

Kedua, Mahasiswa Jauh Menengah, mahasiswa kategori ini bisa menikmati pulang kampung pas libur minimal 4 harian, terlebih hitungannya minggu. Biasanya perjalanan yang ditempuh saat pulkam bisa menghabiskan waktu seharian via darat. Kalau libur dipertengahan UTS seperti yang saya alami ini hanya dua atau tiga hari saja, maka dapat dilihat perbedaan kasusnya dengan mahasiswa kategori lain. Disini bukannya jaraknya yang nanggung, tapi jumlah hari liburnya yang nanggung. Inilah yang menjadi kekurangan dari jadwal bolong UTS yang hanya beberapa hari saja, mahasiswa kategori ini pasti akan misuh-misuh “Andai semua jadwal libur di sepanjang UTS itu diakumulasikan, pasti bisa puas dipake buat pulkam.” Biasanya sehari sebelum libur, terutama saat baru aja selesai UTS, mulai banyak mahasiswa kategori ini yang berjatuhan disebabkan virus bernama galau sp. yang menginfeksi rongga dada mereka, korban yang berjatuhan akan semakin bertambah dan semakin menjadi saat sore mulai menjelang. Gejala yang paling utama timbul adalah, berkecamuknya di otak mereka pikiran-pikiran seperti “Gue bingung mau pulang apa engga, sialan, masa cuma dikasih libur tiga hari, mana duit tinggal segini lagi, kan nonsense banget kalo dipake buat pulkam yang cuma tiga hari, belum lagi di kereta atau di bus bisa seharian, abis dah jatah libur gue. Dafuq! kenapa ga digabung aja sih jadi libur UTS? aduh, pulang ga ya?? udah keburu malam nih… nanti busnya udah ga ada lagi, dan seterusnya dan seterusnya….”

Ketiga, Mahasiswa Jauh Sejati, kalau yang ini jangan ditanya lagi, jauhnya naujibileh deh. Sudah pasti kesempatan pulkam kemungkinan besar cuma bisa didapat begitu libur panjang, sepanjang rambutnya kuntilanak *garing *biarin,ppuihh . Bisa hitungan bulan. Biasanya opsinya cuma ada dua, ongkos maharani lama perjalanan seberanda, atau, ongkos murasydin lama perjalanan gamalama (ket : maharani=mahal; seberanda=sebentar; murasyidin=murah; gamalam=lama; intinya=bahasanya ribet) . Saya yang masuk kategori ini tetap saja merasa semahal-mahalnya ongkos, secape-capenya lama perjalanan, semuanya itu tetap akan terbayar begitu rindu-kangen-banget-sumpe-deh-kalo-ga-percaya sama kampung sudah terpenuhi.

Di otak saya masih punya banyak sih kategori-kategori tambahan lainnya, tapi untuk sekarang cukup garis besarnya saja, takutnya melenceng dari judul utama. Bukannya dari tadi udah melenceng ya?? hehe... *digaplok pembaca. Mungkin minggu depan bisa ditambahkan ke post baru, kenapa ditambahkannya minggu depan? Karena senin harga sudah naik, fufufu…

At least tiga hari vakum UTS tersebut saya pakai untuk jalan-jalan keliling Jogja City (baca : Jogja Seteh) bersama Gata plus saya menginap di rumahnya di daerah Papringan dekat Ambarukmo Plaza. Awalnya saya juga ngajakin Danu, tapi katanya Danu mau pulang.

Pengen tau kan gimana kelanjutannya?? Gimana ceritanya?? Gimana serunya?? Makanya ketik REG spasi Deki, sekali lagi ketik REG spasi Deki. Sms yang kamu dapat langsung dari hp aku, bukan dari manajer aku, bukan dari siapa-siapa. Sekali lagi ketik REG spasi Deki.  Argh, naluri superstar wannabe-nya keluar. Pokoknya see you next post aja deh, hehe…

So.. you see..?? Makanya saya pisahin post ini ke subbab “Sepatah Kata”, melihat kata pengantarnya saja sudah menghabiskan dua lembar -.-“ .

Followers